Polairdasu Lamban, Nelayan Takut Aksi Balas Dendam



MEDAN  | DikoNews7 -

Polisi Air Sumatera Utara lamban menindak lanjuti laporan pengaduan Nomor : STPL/08/II/2016/Ditpolair. Akibatnya nelayan takut aksi balas dendam, dan terpaksa pilih tak melaut, Senin 29/2/2016.

“Aku dilarang keluarga melaut bang. Mereka (keluarga-red) takut adanya aksi balas dendam di laut sana. 

Lebih baik aku turuti dari pada jadi penyesalan keluarga”. Kata AH (42) warga Lingkungan 22 Pekan Labuhan.

Puluhan nelayan kapal ikan pukat langgar PT Jasa Hasil Laut (gudang cerewet-red) Gabion Belawan (ABK-red) terpaksa pilih tak melaut. Mereka (ABK) takut adanya aksi balas dendam yang berutal di tengah laut pantai Timur dan Barat. 

Bagaimana tidak, kabarnya keluarga 4 nelayan pancing yang dihabisi 6 nakhoda kapal ikan pukat langgar Gabion Belawan tak terima. Keluarga korban dan masyarakat jiran tetangga mulai geram dengan tindakan kejam pelaku. 

Keresahan puluhan nelayan tersebut bertambah parah dengan lambannya tindakan Polairdasu atas laporan pengaduan keluarga korban.

Menanggapi masalah itu, ketua Forkomwari melalui Sekretarisnya A Hasan diruang kerjanya Jalan Sunggal Medan, sesalkan Polairdasu. Hasan berharap agar keluarga korban dapat menahan diri.  

“Wajar kalau anak buah kapal ikan pukat langgar Gabion Belawan resah dan takut melaut. Ini masalah hilangnya 4 nyawa manusia, dan segala kemungkinan bisa saja terjadi di tengah laut sana”, kata Hasan.

Yang kita sesalkan lambannya tindak lanjut Polairdasu terhadap laporan pengaduan keluarga korban (Nurhayati, Amir, dan Abdullah Amin-red) lanjut Hasan. 

Seharusnya Polairdasu segera tanggap dengan laporan pengaduan keluarga korban. Jangan sampai sesama nelayan bentrok fisik di tengah laut sana, dan itu bisa saja terjadi. Ujar Hasan.

Runmor yang berkembang di lapangan, lambannya proses pengaduan keluarga korban di Polairdasu disebabkan termakan jasa (kepentingan pribadi-red). 

Kabarnya tokeh yang menaungi 6 nakhoda yang disebut-sebut terlibat itu punya hubungan dekat dengan petinggi-petinggi di Polairdasu, tak heran kalau laporan pengaduan keluarga korban jalan di tempat.             

Disisi lain, tudingan miring masyarakat juga terlontar kepada Polairdasu. Lambannya proses laporan pengaduan keluarga korban disengaja untuk mencari kelemahan dalam laporan tersebut.

Tudingan warga masyarakat itu cukup beralasan. Meskipun sejumlah nama-nama yang diduga terlibat dalam pembantaian 4 nelayan pancing dijelaskan dalam proses pemeriksaan pelapor, tak seorangpun dipanggil Polairdasu.

Sekedar diingat, 4 nelayan pancing warga Kelurahan Bagan Deli masing-masing Rajali Abdi, Mhd. Zein, Baharuddin Ahmad, dan Dani pergi melaut dengan tumpangan perahu Lumba-Lumba milik Amir. 

Dalam perjalanan mereka bertemu dengan kapal ikan pukat langgar Gabion Belawan yang dinakhodai Zulkifli alias Zul. Merasa kenal, ke 4 nelayan pancing minta ikan makan (hasil pancing belum ada-red).

Tak disangka, ikan makan yang diminta itu ternyata bawa malapetaka bagi 4 nelayan pancing. Zul yang sudah menginjakkan kakinya ke tanah suci Mekah itu hubungi nakhoda lainnya (satu gudang-red) dan mengaku kalau dirinya dirampok. 

Akibatnya 6 kapal ikan pukat langgar Gabion Belawan melakukan pengejaran dan menghantam perahu Lumba-Lumba yang ditumpangi 4 nelayan pancing asal Bagan Deli tersebut.

Kekejaman rombongan nakhoda yang kerasukan setan itu melebihi zaman Jahiliyah. Korban yang terapung di tengah laut teriak-teriak nyebut nama Tuhan (Allahu Akbar-red) dihabisi dengan benda sajam dan perlengkapan lainnya. 

Ke 6 nakhoda yang disebut-sebut sebagai pelaku itu merasa tak bedosa. Sebahagian mereka (nakhoda-red) tetap melaut dengan angkuh dan sombongnya.

Direktur Polairdasu Kombes Pol Tubuh Musyareh yang dikonfirmasi wartawan, Jum'at (27/2/2016) melalui Kasubdit Gakkum (Kepala Subdit Penegakan Hukum) AKBP Sudung Ferdinand Napitu melalui telephon selularnya, mengaku tidak tahu perkembangan pengaduan keluarga korban. 

“Saya tidak tahu perkembangan laporan pengaduan yang Bapak tanyakan. Waktu itu saya di luar kota lagi cuti, tanyakan saja langsung pada penyidiknya”. Kata Sudung.

Sementara Kepala Seksi Penegakan Hukum (Kasigakum) Polairdasu Kompol J Tamba ketika dihubungi tidak menjawab. Melalui pesan singkat SMS, juga tidak ada jawaban dari Kompol Tamba. (DN7)   

0 Response to "Polairdasu Lamban, Nelayan Takut Aksi Balas Dendam"

Post a Comment